Oleh karena itu, pendidikan kewirausahaan memiliki nilai strategis untuk dibelajarkan pada setiap jenjang dan jalur pendidikan. Strategi menumbuhkembangkan wirausaha baru dapat dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal.
Hal ini dikarenakan wirausaha mampu menghasilkan output yang bernilai ekonomi tinggi sekaligus pada saat yang sama mampu mengatasi tingginya angka penggangguran. Setidaknya diperlukan wirausaha sebanyak 2.5% dari total jumlah penduduk untuk mampu menunjang perekonomian suatu Negara. Secara kuantitatif, jumlah wirausaha di ini hanya 0.8% dari jumlah penduduk sebesar 230 juta. Kewirausahaan di Indonesia belum berkembang optimal. Rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh penduduk miskin membuat mereka kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga menghambat mereka untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, karena tidak memperoleh pekerjaan yang layak ataupun tidak dapat mengembangkan potensi kewirausahaannya.
Tingkat pendidikan yang rendah sering kita jumpai melekat pada penduduk yang kurang beruntung perekonomiannya (marjinal). Pendidikan dapat membantu menekan angka pengangguran dan kemiskinan, dengan syarat pendidikan dapat ditransformasi menjadi instrumen progresif, sehingga mampu memproduksi sumberdaya manusia yang kreatif dalam skala masif. Pendidikan, kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi merupakan tiga hal yang saling terkait.